MAKALAH
BIOKIMIA
MACAM-MACAM
ASAM NUKLEAT
DOSEN PENGAMPU:
Dra. M. DWI WIWIK ERNAWATI, M. Kes
DISUSUN
OLEH:
MUHAMMAD
AL-MUTTAQII (A1C109034)
DEWI
MUTIARANI (A1C109035)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS
JAMBI
2011/2012
KATA PENGANTAR
Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada :
- Ibu Dra. M. Dwi Wiwik Ernawati,
M.Kes dan Drs. Haryanto selaku
dosen mata kuliah Biokimia yang telah
membimbing penulis, Teman-teman kelas pendidikan kimia yang telah membantu, Dan orang tua yang telah
memberikan dukungan moril dan materil.
Penulis menyadari terdapat beberapa kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu penulis mohon maaf karena masih dalam proses
pembelajaran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jambi, Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 4
1.4
Batasan Masalah
............................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Asam Nukleat.................................................................................................... 5
2.2 Pengertian Asam Nukleat............................................................................................... 6
2.3
Macam-Macam Asam Nukleat
...................................................................................... 7
2.4
Tabel Perbedaan DNA dan RNA
.................................................................................. 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam Nukleat telah menjadi bahan penelitian para ahli biokimia sejak
senyawa ini diisolasi dari inti sel untuk pertama kalinya. Ada dua jenis asam
nukleat yaitu DNA (Deoxyribonucleic Acid) atau Asam Deoksiribonukleat dan RNA
(Ribonucleic Acid) atau Asam Ribonukleat.
DNA ditemukan pada tahun 1869 oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher
yang percaya bahwa rahasia kehidupan kehidupan dapat diungkapkan melalui
penelitian kimia pada sel-sel. Ia memilih sel yang terdapat pada nanah untuk
dipelajari dan ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang
diperolehnya dari ruang bedah.
Sejak tahun 1940 studi tentang genetika telah berkembang pesat dan orang
telah mengetahui bahwa kromosom dalam sel adalah pembawa sifat-sifat keturunan
pada seseorang. Pada tahun 1951 seorang ahli genetika Amerika, James Watson,
bekerja sama dengan dua orang sarjana fisika dari Inggris Francis Crick dan
Maurice Wilkins yang telah melakukan penelitian terhadap kromosom ini.
Asam Nukleat terdapat dalam semua sel dan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada
umumnya terikat oleh protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti
sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein
ini disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti
protein, tetapi yang menjadi monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida.
1.2 Rumusan Masalah
¹
Bagaimana Sejarah Asam Nukleat ?
¹ Apa
itu Asam Nukleat?
¹ Apa
saja macam-macam dari Asam Nukleat?
¹ Apa
saja Perbedaan DNA dan RNA?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah :
¹ Untuk
memenuhi tugas mata kuliah biokimia.
¹ Untuk
mengetahui Sejarah Asam Nukleat.
¹ Untuk
mengetahui Macam-Macam Asam Nukleat.
¹ Untuk
mengetahui Perbedaan DNA dan RNA.
1.4
Batasan masalah
Makalah ini
hanya membahas sesuai dengan rumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah asam nukleat
Friedrich
Miescher (1844-1895) adalah orang pertama yang membangun pengetahuan mengenai
kimia dari inti sel. Beliau adalah orang pertama yang menemukan asam nukleat.
Kemudian
tahun 1868, di laboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau dapat mengisolasi
asam nukleat yang didapat dari buangan suatu operasi dan menunjukkan adanya
senyawa pospor yang kemudian dinamakan nuclein yang sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein.
Selanjutnya ditunjukkan bahwa asam nukleat merupakan salah satu senyawa
pembentuk sel atau jaringan normal. Penelitian ini diteruskan oleh altman, yang
pada tahun 1889 menjelaskan metode untuk mengisolasi asam nukleat bebas protein
dari jaringan binatang dan ragi.
Hidrolisis
asam nukleat pada jaringan timus, menghasilkan basa-basa purin (adenine dan
guanin), basa-basa pirimidin (timin dan sitosin), deoksipentosa dan asam
fosfat. Asam nukleat dari ragi sedikit berbeda, mengandung urasil sebagai
pengganti timin dan pentose sebagai pengganti deoksi pentose. Hal ini membuat
dugaan mungkin asam nukleat deoksipentosa karakteristik untuk binatang
sedangkan asam nukleat pentose karakteristik untuk tumbuhan. Walaupun dugaan
ini tidak berlangsung lama karena terbukti salah, ternyata bahwa asam
ribonukleat dan asam deoksiribonukleat merupakan senyawa yang baik dalam
binatang maupun tumbuhan. Bukti-bukti ini didapat dari pengamatan Casperrson dari
analisis spektofotometri, analisis histokimia dari Brachet dan analisis kimia
Davidson.
Elusidasi
detail dari struktur nukleosida dan nukleotida telah banyak disumbangkan oleh
Todd dan teman-temannya, yang pertama kali menemukan ikatan glukosida antara residu
gula dan basa-basa pirimidin atau purin serta ikatan fosfodieter. Dari hasil
studi-studi ini bersama dengan hasil studi dari Cohn akhirnya diperoleh
informasi bahwa ikatan antar nukleotida terjadi pada atom karbon gula nomor 3
dan 5. Dari hasil-hasil ini akhirnya telah dibuat konsep-konsep struktur primer
dari kedua jenis asam nukleat seperti yang kita kenal sekarang.
Penemuan-penemuan
ini telah membangun konsep-konsep biologi asam nukleat pada fondasi yang baru.
Dalam
awal tahun 1950 Chargaff mengingatkan adanya beberapa aturan dalam komposisi
DNA, terutama dalam jumlah purin dan pirimidin. Jumlah dari basa-basa amino
(adenine dan sitosin) sama dengan jumlah dari basa-basa keto (guanidine dan
timin) : jumlah dari basa adenine sama dengan timin dan basa guanidine sama
dengan basa sitosin. Pengamatan ini merupakan kunci penting dalam interpretasi
analisis kristalografi sinar – X yang dilakukan oleh Astbury, Pauling dan
Corey, serta Franklin dan Goshig. Kombinasi dari kedua set data di atas
diintepretasikan secara brilian oleh Watson dan Crick dalam bentuk struktur
double helik
2.2
Pengertian Asam Nukleat
Asam
nukleat merupakan makromolekul biokimia yang kompleks, terdiri dari
rantai-rantai nukleotida yang menyimpan informasi genetik.
Makromolekul tersebut, merupakan rangkain rangkaian nukleotida (rangkaian
nukleotida=polinukleotida) DNA dan RNA. Jenis asam nukleat yang paling umum
adalah asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat
ditemukan di segala jenis sel makhluk hidup dan virus. Disamping sebagai
penyimpan informasi genetik, asam nukleat juga berperan dalam penyampai pesan kedua,
serta pembentuk molekul dasar untuk adenosin trifosfat.
Nukleotida
tersusun dari tiga komponen yaitu: fosfat, gula dan basa nitrogen. Ketika
bergabung menjadi asam nukleat, nukleotida mengandung salah satu dari ketiga
komponen tersebut. Tetapi ketika lepas di dalam sel, nukleutida biasanya
menjadi trifosfat. Energi yang disediakan dalam eksra fosfat digunakan untuk
tujuan lain, yaitu mensintesis polimer. Nukleusida adalah senyawa gula basa.
Jadi nukleutida adalah nukleusida fosfatAsam nukleat terdiri dari dari dua kata
yang menggambarkan identitasnya. Asam karena memang bersifat asam, dan nukleat
mengisyaratkan letaknya yang berada di inti (nukleus). Akan tetapi, pada
kenyataannya selain di inti, asam nukleat juga terdapat di sitoplasma (untuk
makhluk prokariot).
Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula
yang terdapat pada rantai asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam
deoksiribonukleat mengandung 2-deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang
ditemukan pada kedua jenis asam nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenina,
sitosina, dan guanina dapat ditemukan pada RNA maupun DNA, sedangkan timina
dapat ditemukan hanya pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.
2.3
Macam-macam Asam Nukleat
Ada
dua macam asam nukleat yaitu Asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat
(RNA). Dilihat dari strukturnya kedua
asam nukleat ini mempunyai perbedaan
terutama terletak pada komponen gula pentosanya. Pada RNA gula
pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami
kehilangan satu atom O pada posisi C nomor 2, sehingga dinamakan gula 2
deoksiribosa.
RNA
dan DNA keduanya memiliki 4 basa (2 purin dan 2 pirimidin) pada rantai
nukleutidanya. Pada RNA terdiri dari:
Purin : adenin dan guanin
Pirimidin : sitosin dan urasil
Basa
pada DNA sama dengan RNA, yang berbeda
hanya pada pirimidinnya. Pada RNA, pada pirimidinya memiliki sitosin dan urasil
sedangkan pada DNA urasilnya diganti dengan timin. Jadi pirimidin pada DNA
terdiri dari: Sitosin dan Timin. Timin berbeda dengan urasil hanya karena adanya
gugus metal pada posisi nomor 5 timin
dapat juga dikatakan sebagai 5 metilurasil
Komponen
nukleotida ini ada 3: phospat, gula, dan basa DNA/RNA.
Ujung
phospat dari nukleotida itu bersifat (-) sehingga ia bersifat asam. Sementara
basa-basa tersebut dibagi menjadi golongan pirimidin dan purin.
Ada
perbedaan basa pada DNA dan RNA yaitu:
Jenis asam nukleat
|
Basa
|
Purin
|
Pirimidin
|
DNA
RNA
|
Guanin
Adenin
Guanin
Adenin
|
Sitosin
Timin
Sitosin
Urasil
|
1.
DNA
DNA pertama kali diisolasi dan dipelajari secara intensif oleh Friendrich Miescher, orang swiss, dalam serangkaian penelitian yang luar biasa
mulai pada tahun 1896. Dia menamakannya "nuklein" karena lokasinya di dalam inti sel. DNA diisolasi dari organisme dan virus yang berbeda, biasanya
memiliki dua untai komplementer dalam pengaturan heliks ganda. kebanyakan sel
molekul DNA sangat besar sehingga tidak mudah diisolasi dalam bentuk utuh.
Asam
deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA, adalah sejenis asam nukleat yang
tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam
sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara
garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik;
artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum
bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa
jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human
Immunodeficiency Virus).
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga
komponen utama,
·
gugus fosfat
·
gula deoksiribosa
·
basa nitrogen, yang terdiri
dari:
Ø Adenina (A)
Adenina
adalah salah satu dari dua basa N purina yang digunakan dalam membentuk
nukleotida dari asam nukleat DNA dan RNA. Pada DNA, adenina (A) berikatan
dengan timina (T) melalui dua ikatan hidrogen untuk membantu menstabilkan
struktur asam nukleat. Pada RNA berberkas ganda (dsRNA), adenin berikatan
dengan urasil (U).
Bersama
dengan gula ribosa adenin membentuk nukleosida yang disebut adenosina,
sementara bersama dengan deoksiribosa adenin membentuk deoksiadenosina.
Adenosina dapat berikatan dengan gugus fosfat anorganik (PO43-). Jika mengikat
satu gugus fosfat dinamakan adenosina monofosfat (AMP), dua gugus fosfat
dinamakan adenosina difosfat (ADP), dan tiga gugus fosfat dinamakan adenosina trifosfat
(ATP). ATP merupakan salah satu senyawa penting dalam metabolisme semua
organisme hidup sebagai pembawa energi kimia untuk berbagai reaksi biokimiawi.
Pada teknik PCR, deoksiadenosina trifosfat (dATP) merupakan satu dari empat
nukleotida bebas yang perlu disediakan sebelum proses dimulai.
Ø Guanina (G)
Guanina
merupakan satu dari dua basa N purina yang menyusun DNA dan RNA. Dalam DNA
pilin ganda, guanina berikatan dengan sitosina melalui tiga ikatan hidrogen.
Guanina membentuk nukleosida bersama dengan gula ribosa yang dinamakan
guanosina. Bentuk deoksiguanosina yang berikatan dengan tiga gugus fosfat
anorganik (dGTP) merupakan salah satu bahan baku dalam teknik PCR.
Secara
kimiawi, guanina dapat berada pada dua bentuk tautomer yang dinamakan tautomerisme
keto-enol.
Nama
guanina diambil dari guano karena pertama kali diisolasi dari guano (pupuk
kotoran burung).
Ø Sitosina (C)
Sitosina
merupakan satu dari dua basa N pirimidina yang dimiliki DNA dan RNA. Nukleosida
ribosanya dinamakan sitidina dan nukleosida deoksiribosanya dinamakan
deoksisitidina. Sitosina berikatan dengan guanina pada DNA pilin ganda melalui
tiga ikatan hidrogen.
Sitidina
dapat membentuk nukleotida bila mengikat satu, dua, atau tiga gugus fosfat
anorganik (PO43-) membentuk CMP, CDP, dan CTP (masing-masing dinamakan sitidina
mono-, di-, atau trifosfat). CTP dapat menjadi kofaktor dalam reaksi enzimatik
biokimiawi dan mentransfer satu gugus fosfat bagi ADP untuk membentuk ATP.
Deoksisitidina trifosfat (dCTP) diperlukan dalam PCR sebagai bahan baku
sintesis DNA.
Pada
keadaan tertentu, sitosina dapat mengalami deaminasi menjadi urasil. Mutasi ini
biasanya dapat dikenali oleh enzim-enzim yang terlibat dalam reparasi DNA.
Sebagaimana pada urasil, metilasi juga dapat terjadi pada sitosin dengan
bantuan enzim DNA-metil-transferase.
Ø Timina (T)
Timina
atau 5-metilurasil merupakan salah satu dari dua basa N pirimidina yang
menyusun DNA. RNA tidak memiliki timina dan, dengan sedikit perkecualian,
urasil menggantikan posisinya. Pada DNA berpilin ganda, timina akan berikatan
dengan adenina melalui dua ikatan hidrogen untuk membentuk struktur yang
stabil.
Timina
bersama dengan gula deoksiribosa membentuk nukleosida yang disebut
deoksitimidina atau timidina. Timidina dapat membentuk nukleotida apabila
mengalami fosforilasi menjadi dTMP, dTDP, atau dTTP (deoksitimidina mono-, di-,
atau trifosfat). dTTP diperlukan dalam PCR sebagai salah satu bahan baku
nukleotida.
Sebuah
unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida,
sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.
Rantai
DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Å. Walaupun
unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang
terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas
220 juta nukleotida.
Rangka
utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula
pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus
gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon
ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah
satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah
ribosa.
DNA
terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada
struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan
dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel.
Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa
nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai
pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang
terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah
adenina (dilambangkan A), sitosina (C, dari cytosine), guanina (G), dan timina
(T). Adenina berikatan hidrogen dengan timina, sedangkan guanina berikatan
dengan sitosina. Segmen polipeptida dari DNA disebut gen, biasanya merupakan
molekul RNA
Molekul
DNA merupakan molekul double-helix yang memiliki dua untai polinukleutida
(double-stranded). Setiap polinukleutida dari DNA terdiri atas
nukletida-nukleutida yang dihubungkan oleh ikatan phospodiester. Nukleutida
pada molekul DNA mengandung tiga komponen penting, yaitu :
Gula
pentosa yang disebut deoxyribose (gula ribosa yang kehilangan atom oksigen pada
atom C nomor 2)
Gugus
fosfat, menyusun struktur nukleutida (nukleusida monofosfat)
Basa
nitrogen berupa basa purin (adenine dan guanin) dan basa pirimidin (timin dan
sitosin). Basa adenine dari untai yang satu akan berpasangan dengan basa timin
dari untai yang lainnya. Sedangkan basa guanine dari untai yang satu akan
berpasangan dengan basa sitosin dari untai lainnya.
Nukleutida
berdasarkan kandungan basa nitrogen yang menyusunnya dibedakan atas Adenosine
monophosphate (AMP), Guanine monophosphate (GMP), Cytidine monophosphate (CMP),
Thymidine monophosphate (TMP) dan Uridine monophosphate (UMP).
Struktur
nukleutida dapat juga dikatakan tersusun atas gugus fosfat dan nukleusida
(gabungan antara gula pentose dan basa nitrogen). Nukleusida-nukleusida
tersebut dihubungkan dengan gugus fosfat melalui ikatan glikosidik. Macam-macam
nukleusida berdasarkan kandungan basa nitrogen yang menyusunnya dibedakan atas
Adenosine (A), Guanosine (G), Cytidine (C), Thymidine (T) dan Uridine (U).
2.
RNA
Pada sel
bakteri, sebagian besar RNA ditemukan di
sitoplasma, meskipun beberapa diantaranya
bukan berupa ikatan kovalen pada DNA selama pembentukannya dalan proses transkripsi.
Dalam sel eukariotik berbagai bentuk
RNA memiliki distribusi intraselular kusus. Pada
sel hati sekitar 11 persen dari total RNA
dalam nukleus, sekitar 15 persen dalam DNA mitokondria,
lebih dari 50 persen dalam ribosom, dan sekitar 24 persen dalam sitosol
Asam
ribonukleat terdiri dari dari benang panjang ribonukleotida molekul ini lebih
pendek dari DNA dan ditemukan dalam jumlah yang jauh lebih banyak didalam
kebanyakan sel. Pada sel bakteri,
sebagian besar RNA ditemukan di sitoplasma..
2.1 Macam-macam RNA
RNA
dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu RNA genetik dan RNA
non-genetik.
Ø RNA genetik
RNA
genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa keterangan
genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki
DNA, misalnya virus. Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik
sebagai materi genetik maupun dalam mengatur aktivitas sel.
Ø RNA non-genetik
RNA
non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik sehingga RNA
jenis ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga memiliki DNA. Berdasarkan
letak dan fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA.
1) mRNA (messenger RNA) atau
ARNd (ARN duta)
RNA messenger berisi empat basa utama.
RNA ini disintesis di dalam nukleus selama proses transkripsi, di mana urutan basa di
salah satu rantai DNA kromosom ini ditranskripsi secara enzimatik dalam bentuk
rantai tunggal mRNA, beberapa mRNA juga dibuat dalam mitokondria. Urutan basa dari rantai mRNA juga terbentuk
komplementer dari rantai DNA yang ditranskripsi. Setelah transkripsi, mRNA
masuk ke dalam sitoplasma dan kemudian ke ribosom, di mana ia berfungsi sebagai
alat untuk memesan asam amino selama
biosintesis protein. Fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari
DNA di inti sel menuju ke ribosom di sitoplasma.Meskipun mRNA tembentuk hanya
sebagian kecil dari total sel RNA, namun terjadi banyak bentuk khusus yang sangat bervariasi dalam berat molekul
dan urutan dasar. Masing-masing dari ribuan protein yang berbeda disintesis
oleh sel dikodekan oleh mRNA tertentu atau bagian dari sebuah molekul mRNA.
2) tRNA (transfer RNA) atau
ARNt (ARN transfer)
RNA
tranfer adalah molekul yang relatif kecil yang bertindak sebagai pembawa asam amino tertentu pada individu selama
sintesis protein pada ribosom. RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapi
menempatkan diri di dalam sitoplasma. Selain itu tRNA bertindak sebagai
penerjemah kodon dari mRNA.. Bagian tRNA yang berhubungan dengan kodon
dinamakan antikodon.
3) rRNA (ribosomal
RNA) atau ARNr (ARN ribosomal)
RNA ini disebut ribosomal RNA karena
terdapat di ribosom meskipun dibuat di dalam nukleus. RNA ini berupa pita
tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA.
Fungsi dari RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalam sintesis protein
yang bergerak ke satu arah sepanjang mRNA. Di dalam ribosom, molekul rRNA ini
mencapai 30-46%
Molekul
RNA merupakan hasil instruksi DNA yang disintesis melalui mekanisme transkripsi
DNA untuk selanjutnya ditransfer keluar dari inti sel masuk ke dalam
sitoplasma. Molekul RNA memiliki perbedaan yang mendasar dengan molekul DNA,
yaitu :
Gula
pentosa penyusun nukleutida bukan deoxyribosa seperti yang dimiliki DNA, tetapi
berupa gula ribosa.RNA tidak memiliki basa nitrogen jenis timin, tetapi
digantikan dengan basa urasil (U). Ketika suatu untai tunggal RNA akan
disintesis melalui mekanisme transkripsi DNA, basa urasil akan dimunculkan
sebagai hasil transkripsi (penyalinan) dari basa adenine untai DNA.
Molekul
RNA merupakan molekul untai tunggal polinukleutida (single-stranded), tidak
seperti DNA yang merupakan molekulk double-stranded (untai ganda).
2.4 Tabel perbedaan DNA dan RNA
|
DNA (Deoxyribo Nukleat Acid)
|
RNA (Ribo Nukleat Acid)
|
- Letak
|
Dalam inti sel, mitokondria, kloroplas, senriol.
|
Dalam inti sel, sitoplasma dan ribosom.
|
- Bentuk
|
Polinukleotida ganda yang terpilin panjang
|
Polinukleotida tunggal dan pendek
|
- Gula
|
Deoxyribosa
|
Ribosa
|
- Basanya
|
Golongan purin : adenine dan
guanine
Golongan pirimidin : cytosine dan timin
|
Golongan purin : adenine dan
guanine
Golongan pirimidin : cytosine dan
urasil
|
- Fungsi
|
- mengontrol
sifat yang menurun
- sintesis
protein
- sintesis
RNA
|
- sintesis
protein
|
- Kadarnya
|
Tidak dipengaruhi sintesis protein.
Letak basa nitrogen dari kedua
pita ADN saling berhadapan dengan pasangan yang tetap yaitu Adenin selalu
berpasangan dengan Timin, Cytosin dengan Guanin. Kedua pita itu diikatkan
oleh ikatan hidrogen.
|
Dipengaruhi sintesis protein.
Macam ARN :
ARN duta
ARN ribosom
ARN transfer
|
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
1.
Asam nukleat adalah
makromolekul biokimia yang berkompleks, berbobot molekul tinggi dan tersusun
atas rantai nukluetida yang mengandung yang mengandung informasi ginetik,
makromolekul merupakan rangkain rangkaian nukleotida (rangkaian
nukleotida=polinukleotida) DNA dan RNA
2.
Komponen nukleotida ini ada 3:
phospat,
gula, dan basa DNA/RNA.
3.
Ujung pospat dari nukleotida
itu bersifat (-) sehingga ia bersifat asam. Sementara basa-basa tersebut dibagi
menjadi golongan pirimidin dan purin.
Primidin
: Cytosin (C); Timin (T), di RNA bukan timin, melainkan
Urasil (U)
Purin :
Adenin (A); Guanin (G)
4.
RNA dapat dibedakan menjadi dua
kelompok utama, yaitu RNA genetik dan RNA non-genetik.
5.
Berdasarkan letak dan
fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA.
DAFTAR PUSTAKA
Enger,
Eldon D. dan Frederick C. Ross. 2000. Concepts
In Biology. United States of
Amerika: Mc Graw Hill
Lehninger Albert L,1994.
Biochemistry. The Jhon Hopkins
University: School of Medicine
Mathews, Christopher K.
Mathews dan K. E. Van Holde, 1998. Biochemistry.
California
Tamarin, Robert H.
2002. Principle Of Genetics. USA :
University Of Massachusetts Lowel.